🇰🇷 Penulis: Bayu Ramadhan. 9/5/2014. di Pekanbaru. Bayu Bundar
Sebelum mempelajari Huruf Hangeul lebih dalam, Kita sebaiknya Kita mengenal sejarah singkat hangeul tersebut lebih awal.
Huruf Hangeul diciptakan oleh
Raja Sejong masa
Dinasti Yi (Kerajaan Choseon) tahun 1443. Saat tersebut, nama Hangeul adalah 훈민 정음 (
Hunminjeongeum).
Penciptaan Huruf Hangeul oleh Raja Sejong dengan dibantu oleh para ilmuwan pada lembaga ilmu pengetahuan Jiphyeonjeon.
Dari penciptaan huruf ini dipublikasikan tiga tahun kemudian pada sebuah buku berjudul Hunminjeongeum
Haeryebon (Edisi Penjelasan Hunminjeongeum).
Pada tahun 1997 UNESCO menetapkan Huruf Hunminjeongeum sebagai Warisan Memori Dunia Harta Nasional Korea.
Huruf Hangeul menggambarkan atau melukiskan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan sesama. Hal ini bersumber dari ajaran Buddha.
Huruf Hangeul diciptakan untuk membuat keterangan tentang hak dan kepemilikan agar terintegrasi pada saat itu.
Banyak sekali sumber buku mengatakan, Tujuan lain Raja Sejong menciptakan Hangeul adalah agar rakyat Korea yang sebagian besar tidak dapat menulis huruf Hanja (한자) atau aksara dari China dapat menulis bahasa Korea menggunakan sistem yang lebih mudah digunakan.
Pada mulanya, Huruf Hangeul ditentang oleh banyak pihak. Mereka menilai bahwa Huruf Hangeul adalah huruf yang rendahan. Namun pada masa pendudukan Jepang, justru Hangeul yang banyak dipakai untuk menulis berbagai hal.
Pemerintah Republik Korea (대한 민국) pada 1948 menetapkan pemakaian Hangeul di sekolah-sekolah dan dalam dokumen-dokumen resmi. Saat itu, Hangeul sudah dipakai di seluruh wilayah Korea. Walaupun begitu, huruf Hanja dari China pun masih dipakai untuk penulisan-penulisan tertentu dalam akademisi.
Oleh: Bayu Ramadhan - Bayu Bundar